Friday, January 11, 2013

Oksigen Terlarut


         Dissolved Oxygen atau dalam bahasa Indonesia disebut  oksigen terlarut merupakan jumlah kandungan oksigen yang terkandung dalam suatu perairan. Oksigen tersebut dapat berupa hasil dari fotosintaesis tumbuhan akuatik. Oksigen ini sangat diperlukan oleh organisme yang hidup di dalam air (Hutabarat dan Evans,  1984).
          Oksigen terlarut merupakan kebutuhan yang vital bagi kelangsungan hidup organisme suatu perairan.  Oksigen terlarut diambil oleh organisme perairan melalui respirasi untuk pertumbuhan, reproduksi, dan kesuburan.  Menurunnya kadar oksigen terlarut dapat mengurangi efesien pengambilan oksigen oleh biota laut,  sehingga dapat menurunkan kemampuan untuk hidup normal dalam lingkungan hidupnya.  Umumnya oksigen dijumpai di lapisan permukaan karena oksigen dari udara di dekatnya dapat secara langsung larut (berdifusi ke dalam air laut).  Phytoplankton juga membantu meningkatkan kadar oksigen terlarut pada siang hari.  Penambahan ini disebabkan oleh  terlepasnya gas oksigen sebagai hasil fotosintesis (Hutabarat dan Evans,  1984).
          Oksigen terlarut diambil oleh organisme perairan melalui respirasi untuk pertumbuhan, reproduksi, dan kesuburan.  Menurunnya kadar oksigen terlarut dapat mengurangi  efesiensi  pengambilan oksigen oleh biota laut,  sehingga dapat menurunkan kemampuan untuk hidup normal dalam lingkungan hidupnya (Hutabarat dan Evans,  1984).
          Kelarutan oksigen dalam air dapat dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial gas-gas yang ada di udara  maupun yang ada di air, salinitas serta persenyawaan unsur-unsur mudah teroksidasi di dalam air. Kelarutan tersebut akan menurun apabila suhu dan salinitas meningkat, oksigen terlarut dalam suatu perairan juga akan menurun akibat pembusukan-pembusukan dan respirasi dari hewan dan tumbuhan yang kemudian diikuti dengan meningkatnya CO2 bebas serta menurunnya pH (Nybakken, 1992).
Menurut Ismail 1994 bahwa  kandungan oksigen terlarut 2 mgr/L adalah kandungan minimal yang cukup untuk mendukung kehidupan organisme perairan secara normal.  Agar kehidupan dapat layak dan kegiatan perikanan berhasil maka kandungan oksigen terlarut harus tidak boleh kurang daripada 4 ppm sedangkan perairan mengandung 5 mgr/L oksigen pada  suhu 20 – 30  oC masih dipandang sebagi air yang cukup baik utuk kehidupan ikan. Sedangkan standar Do yang berlaku  yaitu 2 - 4 mgr/L.
          Berdasarkan kandungan (oksigen terlarut), maka pengelompokan kualitas perairan air laut dapat dibagi menjadi empat macam yaitu tidak tercemar (> 6,5 mgr/l ), tercemar ringan (4,5 – 6,5 mgr/l), tercemar  sedang (2,0 – 4,4 mgr/l) dan tercemar berat (< 2,0 mgr/l) (Odum, 1971).


Odum,E.P., 1971, Fundamental Of Ecology, Third Edition. Sounder Company.Toronto.
Nybakken, J, W. 1992. Biologi Laut ;Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hutabarat dan Evans,  1984, Pengantar Oceanografi,  Universitas Indonesia, Jakarta.

No comments:

Post a Comment

Pengelompokan Mikroorganisme Berdasarkan Suhu, Nutrisi, Cahaya Matahari, Ph Dan Tekanan Hidrostatik

1.     Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi mahluk hidup tidak terkecuali pada mikroorganisme. Berdasa...