Kedalaman
suatu perairan akan membatasi penetrasi cahaya matahari yang secara langsung
membatasi kehidupan biota dasar. Penyinaran cahaya matahari berkurang secara
cepat sesuai dengan makin tingginya kedalamn lautan (Nybakken, 1988).
Dilihat dari kedalaman laut, perairan Indonesia pada
garis besarnya dapat dibagi dua, yakni perairan dangkal berupa paparan dan
perairan dalam. Paparan adalah zona di laut terhitung mulai garis surut
terendah hingga pada kedalaman sekitar 120 – 200 meter, yang kemudian biasanya
disusul dengan lereng yang lebih curam ke arah laut dalam (Nontji, 1987).
Tingkat
kedalaman yang sangat tinggi akan mengurangi penyerapan cahaya matahari oleh
badan air, dimana cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan hijau
dalam proses fotosintesis yang akan menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan
bagi pertumbuhan hewan khususnya makrozoobentos. Pada daerah yang dalam tingkat
kecerahan menetukan mutu perairan sebagai daerah asuhan bentos, tetapi pada
tingkat kedalaman 15–40 meter masih tergolong baik sebagai habitat
makrozoobentos (Hutabarat
dan Evans, 2000).
Hutabarat, Sahala dan Evans. 2000. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia. Jakarta.
................1984.
Pengantar Oseanografi. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Nontji, A. 1987. Laut
Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Nybakken, J,W. 1992. Biologi
laut suatu pendekatan ekologi.
Djambatan, Jakarta.
................1988. Biologi Laut: Suatu Pendekatan
Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta.