I. PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Salah satu besaran
dasar dalam bidang ilmu kelautan adalah salinitas air laut. Salinitas
seringkali diartikan sebagai kadar garam dari air laut, walaupun hal tersebut
tidak tepat karena sebenarnya ada perbedaan antara keduanya. (Arief, 1984).
Salinitas didefinisikan sebagai berat dalam gram dari semua
zat padat yang terlarut dalam 1 kilo gram air laut jikalau semua brom dan
yodium digantikan dengan khlor dalam jumlah yang setara, semua karbonat diubah
menjadi oksidanya dan semua zat organik dioksidasikan. Nilai salinitas
dinyatakan dalam g/kg yang umumnya dituliskan dalam ‰ atau ppt yaitu singkatan
dari part-per-thousand (Arief,)
Salinitas
merupakan salah satu faktor pembatas bagi organisme lautan dalam suatu
perairan. Untuk itu, dalam praktikum ini dilakukan pengukuran salinitas sebagai
bahan informasi untuk pengembangan ilmu kelautan.
B. Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar salinitas
di Perairan
Benteng Roterdam Kota Makassar. Kegunaan dari praktikum ini yaitu untuk
mengetahui penentuan nilai salinitas dari perairan Benteng Roterdam dan agar
mahasiswa dapat mengenali dan mengetahui cara atau teknik dalam menentukan
kadar garam air laut pada suatu perairan dengan penggunaan
alat pengukur salinitas.
II TINJAUAN PUSTAKA
Salinitas adalah
kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah per mil (‰), yaitu
jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang terkandung dalam 1000
gram air laut. Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik dan kimia suatu
perairan, selain suhu, pH, substrat dan lain-lain.
Salinitas
dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan, presipitasi dan
topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau
berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut dan payau.
Kisaran salinitas air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-5‰
(Nybakken, 1992).
Salinitas menggambarkan padatan total di
dalam air. Setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromide dan
iodide digantikan oleh klorida dan semua bahan anorganik telah
dioksida.Salinitas dinyatakan dalam satuan promil (%) atau g/kg (Anonim, 2011).
Menghitung nilai salinitas secara fisik
adalah untuk menentukan salinitas melalui konduktivitas air laut. Alat-alat
elektronik canggih menggunakan prinsip konduktivitas. Salah satu alat yang
paling popular untuk mengukur salinitas dengan ketelitian tinggi ialah
salinometer yang bekerjanya didasarkan pada daya hantar listrik. Makin besar
salinitas, makin besar pula daya hantar listriknya. Selain itu telah pula
dikembangkan pula alat STD (salinity-temperature-depth recorder) yang apabila
diturunkan ke dalam laut dapat dengan otomatis membuat kurva salinitas dan suhu
terhadap kedalaman di lokasi tersebut (Nontji, 2007).
Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut,
bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan
garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut
(seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas
menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat
(viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh
salinitas.Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut
(salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis (Nontji 2002).
III. METODE ANALISIS
A.
Prinsip Analisis
Dalam menentukan kadar garam suatu perairan
digunakan tiga metode dan alatnya yang digunakan masing-masing yaitu :
1. Metode pengukuran refraksi (handrefractometer)
Metode pengukuran refraksi menggunakan alat hand refractometer yang digunakan untuk menghitung jumlah salinitas
air laut. Prinsip pengukuran ini menggunakan pembiasan cahaya.
2. Metode pengukuran densitas (salinometer)
Metode pengukuran densitas menggunakan
alat salinometer. Salinometer bekerja berdasarkan massa
jenis air yang di ukur. Alat ini akan mengapung jika massa jenis air yang di
ukur padat atau salinitas air tersebut tinggi.
3. Metode pengukuran
konduktivitas (Konduktivitimeter)
Metode
pengukuran konduktivitas ini menggunakan alat konduktivitimeter, dimana cara kerjanya
yaitu menggunakan penghantar listrik.
B.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah salinometer, conductivitymeter,
hand refractometer, pipet tetes,
gelas ukur, gelas piala, dan alat tulis. Selain itu bahan yang digunakan adalah
air sampel, tissue untuk membersihkan dan aquades untuk mencuci peralatan
praktik.
A.
Prosedur Kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian
melakukan pengukuran
kadar garam atau salinitas pada air sampel.
1. Pada metode salinometer
Sampel diambil, kemudian dituangkan ke
dalam gelas piala dengan ukuran 100 ml, setelah itu salinometer diambil dan dimasukkan di dalam gelas
piala tersebut. Hasil dilihat pada skalanya, kemudian hasilnya dicatat.
2. Pada metode konduktivitas
Sampel air laut diambil 10 ml kemudian dituangkan
di dalam
gelas piala. Lalu lakukan pengenceran dengan menambahkan 90
ml aquades. Alat konduktivitimeter dimasukkan di dalam
gelas tersebut, tekan CND maka
nilai konduktivitas akan terlihat di layar digital.
3. Pada metode refraksi
Alat dan bahan disiapkan, lalu buka kaca handrefractometer dan bersihkan dengan aquades. Teteskan sampel
air laut pada kaca Hand refractometer , keker handrefractometer kea rah sumber cahaya
agar hasilnya didapatkan dan dicatat.
B.
Perhitungan
Untuk
menentukan salinitas suatu perairan maka digunakan konduktivitimeter dengan
rumus:
S = a0
+ a1 Rt1/2 + a2 Rt
+ a3 Rt 3/2 + a4 Rt 2
+ a5 Rt 5/2 + ∆S
|
Dimana
S = nilai salinitas
K= nilai konduktivitas
Dimana ∆S diperoleh dari :
∆S=
Dimana
:
a0 = 0,0080
a1 = -0,1692
a2 = 25,3851
a3 = 14,0941
a4 = -7,0261
a5 = 2,7081
|
b0 = 0,0005
b1 = -0,0056
b2 = -0,0066
b3 = -0,0375
b4 = 0,0636
b5 = -0,0144
|
|
Rt =
B. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini, digunakan 3 metode analisa
penentuan kadar garam, yaitu metode konduktivitas, densitas dan refraksi
indeks. Sesuai dengan pernyataan Anugrah Nontji (2002),
bahwa ada berbagai cara untuk menentukan salinitas, baik
secara kimia maupun fisika dan salah satu alat yang paling popular untuk mengukur salinitas dengan menggunakan salinometer
Hasil yang diperoleh dalam praktikum menunjukkan bahwa
pengukuran salinitas dengan menggunakan konduktivitimeter merupakan alat ukur
dan metode penentuan salinitas yang paling akurat. Hal tersebut diperkuat oleh
pernyataan Anugrah Nontji (2002), yang menyatakan bahwa hubungan antara konduktivitas dengan salinitas
memiliki akurasi sekitar ± 0,003 salinitas.
V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil
praktikum, dapat disimpulkan bahwa ada tiga metode untuk penentuan kadar garam
yaitu konduktivitas, densitas dan refraksi. Hasil pengukuran konduktivitimeter
diperoleh 39,005 ppt, salinometer
diperoleh 24
ppt, dan handrefraktometer diperoleh
23 ppt. metode yang paling akurat ialah metode
konduktivitas (daya hantar listrik) dengan menggunakan alat konduktivitimeter.
B. SARAN
Sebaiknya asisten untuk
laboratorium ini di tambah demi memperlancara jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Arief,
dharma. 1984. Pengukuran salinitas air laut
dan pernannya dalam ilmu kelautan. Oseana Volume IX Nomor 1 : 3-10
Nontji, Anugerah.2002. Laut Nusantara. PT. Djambatan. Jakarta
Nontji, Anugerah.2007. Laut Nusantara. PT. Djambatan. Jakarta.
Nybakken, 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia; Jakarta.
tengkiu infonya gan
ReplyDeleteSaya punya nilai konduktivitas, kalau saya mau konversi ke nilai salinitas, cara nya bagaimana ya? Salinitas tanah. Terimakasih
ReplyDelete