Wednesday, May 15, 2013

Penentuan Kadar Salinitas



I. PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Salah satu besaran dasar dalam bidang ilmu kelautan adalah salinitas air laut. Salinitas seringkali diartikan sebagai kadar garam dari air laut, walaupun hal tersebut tidak tepat karena sebenarnya ada perbedaan antara keduanya. (Arief, 1984).
Salinitas didefinisikan sebagai berat dalam gram dari semua zat padat yang terlarut dalam 1 kilo gram air laut jikalau semua brom dan yodium digantikan dengan khlor dalam jumlah yang setara, semua karbonat diubah menjadi oksidanya dan semua zat organik dioksidasikan. Nilai salinitas dinyatakan dalam g/kg yang umumnya dituliskan dalam ‰ atau ppt yaitu singkatan dari part-per-thousand (Arief,)
Salinitas merupakan salah satu faktor pembatas bagi organisme lautan dalam suatu perairan. Untuk itu, dalam praktikum ini dilakukan pengukuran salinitas sebagai bahan informasi untuk pengembangan ilmu kelautan.
B.   Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar salinitas di Perairan Benteng Roterdam Kota Makassar. Kegunaan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui penentuan nilai salinitas dari perairan Benteng Roterdam dan agar mahasiswa dapat mengenali dan mengetahui cara atau teknik dalam menentukan kadar garam air laut pada suatu perairan dengan penggunaan alat pengukur salinitas.
II TINJAUAN PUSTAKA
Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah per mil (‰), yaitu jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang terkandung dalam 1000 gram air laut. Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik dan kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan lain-lain.
Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan, presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut dan payau. Kisaran salinitas air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-5‰ (Nybakken, 1992).
Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air. Setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromide dan iodide digantikan oleh klorida dan semua bahan anorganik telah dioksida.Salinitas dinyatakan dalam satuan promil (%) atau g/kg (Anonim, 2011).
Menghitung nilai salinitas secara fisik adalah untuk menentukan salinitas melalui konduktivitas air laut. Alat-alat elektronik canggih menggunakan prinsip konduktivitas. Salah satu alat yang paling popular untuk mengukur salinitas dengan ketelitian tinggi ialah salinometer yang bekerjanya didasarkan pada daya hantar listrik. Makin besar salinitas, makin besar pula daya hantar listriknya. Selain itu telah pula dikembangkan pula alat STD (salinity-temperature-depth recorder) yang apabila diturunkan ke dalam laut dapat dengan otomatis membuat kurva salinitas dan suhu terhadap kedalaman di lokasi tersebut (Nontji, 2007).
Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas.Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis (Nontji 2002).
 

III. METODE ANALISIS
A.     Prinsip Analisis
Dalam menentukan kadar garam suatu perairan digunakan tiga metode dan alatnya yang digunakan masing-masing yaitu :
1.    Metode pengukuran refraksi (handrefractometer)
Metode pengukuran refraksi menggunakan alat hand refractometer yang digunakan untuk menghitung jumlah salinitas air laut. Prinsip pengukuran ini menggunakan pembiasan cahaya.
2.    Metode pengukuran densitas (salinometer)
Metode pengukuran densitas menggunakan alat salinometer. Salinometer bekerja berdasarkan massa jenis air yang di ukur. Alat ini akan mengapung jika massa jenis air yang di ukur padat atau salinitas air tersebut tinggi.
3.    Metode pengukuran konduktivitas (Konduktivitimeter)
Metode pengukuran konduktivitas ini menggunakan alat konduktivitimeter, dimana cara kerjanya yaitu menggunakan penghantar listrik.

B.   Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah salinometer, conductivitymeter, hand refractometer, pipet tetes, gelas ukur, gelas piala, dan alat tulis. Selain itu bahan yang digunakan adalah air sampel, tissue untuk membersihkan dan aquades untuk mencuci peralatan praktik.



A.   Prosedur Kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian melakukan pengukuran kadar garam atau salinitas pada air sampel.
1.    Pada metode salinometer
Sampel diambil, kemudian dituangkan ke dalam gelas piala dengan ukuran 100 ml, setelah itu salinometer diambil dan dimasukkan di dalam gelas piala tersebut. Hasil dilihat pada skalanya, kemudian hasilnya dicatat.
2.    Pada metode konduktivitas
Sampel air laut diambil 10 ml kemudian dituangkan di dalam gelas piala. Lalu lakukan pengenceran dengan menambahkan 90 ml aquades. Alat konduktivitimeter dimasukkan di dalam gelas tersebut, tekan CND maka nilai konduktivitas akan terlihat di layar digital.
3.    Pada metode refraksi
Alat dan bahan disiapkan, lalu buka kaca handrefractometer dan bersihkan dengan aquades. Teteskan sampel air laut pada kaca Hand refractometer  , keker handrefractometer kea rah sumber cahaya agar hasilnya didapatkan dan dicatat.

B.   Perhitungan
Untuk menentukan salinitas suatu perairan maka digunakan konduktivitimeter dengan rumus:
S = a0 + a1 Rt1/2 + a2 Rt + a3 Rt 3/2 + a4 Rt 2 + a5 Rt 5/2 + ∆S
           

Dimana
S = nilai salinitas
K=  nilai konduktivitas
Dimana ∆S diperoleh dari :

∆S=

Dimana :
a0 = 0,0080
a1 = -0,1692
a2 = 25,3851
a3 = 14,0941
a4 = -7,0261
a5 = 2,7081
b0 = 0,0005
b1 = -0,0056
b2 = -0,0066
b3 = -0,0375
b4 = 0,0636
b5 = -0,0144


Rumus untuk mencari Rt :
Rt =  
 

B.   Pembahasan

Dalam praktikum kali ini, digunakan 3 metode analisa penentuan kadar garam, yaitu metode konduktivitas, densitas dan refraksi indeks. Sesuai dengan pernyataan Anugrah Nontji (2002), bahwa ada berbagai cara untuk menentukan salinitas, baik secara kimia maupun fisika dan salah satu alat yang paling popular untuk mengukur salinitas dengan menggunakan salinometer
Hasil yang diperoleh dalam praktikum menunjukkan bahwa pengukuran salinitas dengan menggunakan konduktivitimeter merupakan alat ukur dan metode penentuan salinitas yang paling akurat. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Anugrah Nontji (2002), yang menyatakan bahwa hubungan antara konduktivitas dengan salinitas memiliki akurasi sekitar ± 0,003 salinitas.



V KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Simpulan

Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa ada tiga metode untuk penentuan kadar garam yaitu konduktivitas, densitas dan refraksi. Hasil pengukuran konduktivitimeter diperoleh 39,005 ppt, salinometer diperoleh 24 ppt, dan handrefraktometer diperoleh 23 ppt. metode yang paling akurat ialah metode konduktivitas (daya hantar listrik) dengan menggunakan alat konduktivitimeter.
B. SARAN
Sebaiknya asisten untuk laboratorium ini di tambah demi memperlancara jalannya praktikum.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Densitas. http://id.wikipedia.org.wiki/salinitas  (Diakses pada tanggal 22 April 2012)
Arief, dharma. 1984. Pengukuran salinitas air laut dan pernannya dalam ilmu kelautan. Oseana Volume IX Nomor 1 : 3-10
Nontji, Anugerah.2002. Laut Nusantara. PT. Djambatan. Jakarta
Nontji, Anugerah.2007. Laut Nusantara. PT. Djambatan. Jakarta.
Nybakken, 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia; Jakarta.



2 comments:

  1. Saya punya nilai konduktivitas, kalau saya mau konversi ke nilai salinitas, cara nya bagaimana ya? Salinitas tanah. Terimakasih

    ReplyDelete

Pengelompokan Mikroorganisme Berdasarkan Suhu, Nutrisi, Cahaya Matahari, Ph Dan Tekanan Hidrostatik

1.     Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi mahluk hidup tidak terkecuali pada mikroorganisme. Berdasa...