Tuesday, March 11, 2014

Pengelompokan Mikroorganisme Berdasarkan Suhu, Nutrisi, Cahaya Matahari, Ph Dan Tekanan Hidrostatik



1.    Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi mahluk hidup tidak terkecuali pada mikroorganisme. Berdasarkan suhu optimumnya mikroorganisme secara umum dibagi atas :
·         Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C. Contohnya Bakteri Gallionella
·         Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C, dengan suhu optimum 25° – 40 °C.Contohnya Bakteri Mesophiles
·         Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75 °C, dengan suhu optimum 50 - 65 °C contohnya Bakteri Bacillus
·         Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C, dengan suhu optimum 88 °C.
2.    Pengelompokan mikroorganisme berdasarkan pH
·         Asidofil adalah mikroba yang tumbuh pada kisaran pH 2.0 – 5.0
·         Neurofil adalah mikroba yang tumbuh pada kisaran pH 5.5 – 8.0
·         Alkalifil adalah mikroba yang tumbuh pada kisaran pH 8.4 – 9.5
3.    Berdasarkan tekanan hidrostatik, mikroorganisme dibagi menjadi dua kelompok yaitu
·         Mikroba Barotoleran yaitu mikroba yang dapat hidup pada tekanan hidrostatik yang tinggi yaitu pada tekanan diatas 100.000 pound/inchi2
·         Mikroba Barofil yaitu mikroba yang dapat hidup pada tekanan hidrostatik diatas 16.000 pound/inchi2 contohnya bakteri Spirillum.
4.    Pengelompokan mikroorganisme berdasarkan cahaya matahari dapat dibagi atas :
·         Autotrof yaitu mikroorganisme yang membutuhkan bantuan cahaya matahari sebagi sumber energinya. Contoh bakteri Cyanobacteria
·         Kemotrof yaitu mikroorganisme yang tidak membutuhkan bantuan cahaya matahari sebagai sumber energinya dan memperoleh energi dari hasil oksidasi zat kimia. Contoh bakteri Thiobacillus
5.    Pengelompokan mikroorganisme berdasarkan nutrisi dapat dikelompokkan atas:
·         Ototrof adalah organisme yang menggunakan karbondioksida sebagai sumber karbon untuk pertumbuhannya.
·        heterotrof merupakan organisme yang memperoleh karbon dari senyawa organik di lingkungannya untuk pertumbuhan.
Sumber :
Effendi. Faktor Lingkungan Mikroba. Agroindustri Produk Fermentasi. UB (ppt)




kaitan ilmu dinamika populasi dengan kawasan konservasi laut



Secara fisik, Indonesia adalah negeri kepuluan terbesar di dunia, terdiri atas 17.508 buah pulau dan perairan lautnya sekitar 3,1 juta km persegi atau 62% dari luas seluruh teritorialnya.  Indonesia mempunyai hak atau kewenangan memanfaatkan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 2,7 juta km persegi, untuk eksplorasi, ekploitasi, pengelolaan sumber daya hayati dan non hayati, penelitian, yurisdiksi mendirikan instalasi atau pulau buatan. Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use).
Dalam usaha melestarikan sumberdaya hayati laut maka dilakukan berbagai kegiatan konservasi laut, salah satunya dengan mempertahankan dinamika populasi hewan laut yang dijadikan objek eksploitasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kawasan konservasi perairan merupakan bagian dari upaya pengelolaan atau konservasi ekosistem. Berdasarkan tipe ekosistem yang dimiliki, kawasan konservasi perairan dapat meliputi: kawasan konservasi perairan tawar, perairan payau atau perairan laut. Kawasan konservasi perairan laut dikenal sebagai kawasan konservasi laut (KKL).
Sebagai sarana pengelolaan perikanan, kawasan konservasi laut memiliki dua fungsi: (1) Limpahan ikan komoditi pasar dari wilayah perlindungan ke dalam wilayah penangkapan. (2) Ekspor telur dan larva ikan dari wilayah perlindungan ke wilayah penangkapan yang dapat meningkatkan kuantitas penangkapan di wilayah penangkapan. Selain itu, sebagai sarana pengelolaan, kawasan konservasi laut memberikan manfaat tidak langsung berikut: (1) melindungi habitat yang sangat penting bagi perkembangbiakan jenis ikan komersial, dan (2) memberikan tempat berlindung ikan yang tidak dapat diberikan oleh sarana pengelolaan lainnya sehingga dapat mencegah penurunan secara drastis persediaan ikan komersial.
Manfaat Konservasi Sumberdaya Perairan adalah kawasan konservasi perairan yang terlindungi dengan baik, secara ekologis akan mengakibatkan beberapa hal berikut terkait dengan perikanan: (1) habitat yang lebih cocok dan tidak terganggu untuk pemijahan induk; (2) meningkatnya jumlah stok induk; (3) ukuran (body size) dari stok induk yang lebih besar; dan (4) larva dan recruit hasil reproduksi lebih banyak. Sebagai akibatnya, terjadi kepastian dan keberhasilan pemijahan pada wilayah kawasan konservasi. Keberhasilan pemijahan di dalam wilayah Kawasan Konservasi perairan dibuktikan memberikan dampak langsung pada perbaikan stok sumberdaya perikanan di luar wilayah kawasan konservasi laut.

Thursday, March 6, 2014

Light Fishing



Berhasil tidaknya suatu alat tangkap dalam operasi penangkapan sangatlah tergantung pada bagaimana mendapatkan daerah penangkapan yang baik, potensi perikanan yang ada dan bagaimana operasi penangkapan dilakukan. Beberapa cara dapat dilakukan dalam upaya optimalisasi hasil tangkapan diantaranya dengan menggunakan alat bantu penangkapan. Macam-macam alat bantu penangkapan yang umum digunakan dalam operasi penangkapan ikan di Indonesia diantaranya dengan menggunakan rumpon (FAD) dan cahaya lampu (Light Fishing).  Rumpon dan ligth fishing merupakan cara pembentuk daerah penangkapan ikan buatan. 
 

(gambar Light fishing)
Beberapa alat tangkap dalam pengoperasiannya menggunakan bahan dan alat tertentu untuk memberikan rangsangan guna menarik perhatian ikan. Salah satu alat yang digunakan untuk memberikan rangsangan pada ikan adalah cahaya.
light fishing atau penangkapan ikan dengan cahaya adalah suatu bentuk dari umpan yang berhubungan dengan mata (optical bait) yang digunakan untuk menarik dan untuk mengumpulkan ikan. Light fishing oleh Brant (1984) diklasifikasikan ke dalam kelompok attracting concentrating and fringhting fish, karena dalam hal ini cahaya digunakan untuk mengumpulkan (concentrating) ikan pada suatu daerah tertentu sehingga mudah untuk dilakukan operasi penangkapan.  
Prinsip dasar yang digunakan pada penangkapan ikan dengan menggunakan ligth fishing bahwa peristiwa tertariknya ikan di bawah cahaya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Peristiwa langsung, yaitu ikan tertarik oleh cahaya lalu berkumpul. Ini tentu berhubungan langsung dengan peristiwa fototaksis, seperti pada jenis-jenis sardinella,kembung dan layang.
2. Peristiwa tidak langsung, yaitu karena ada cahaya maka plankton, ikan-ikan kecil dan lain-lain sebagainya berkumpul, lalu ikan yang dimaksud datang berkumpul dengan tujuan mencari makan (feeding). Beberapa jenis ikan yang termasuk dalam kategori ini seperti ikan tenggiri, selar dan lain-lain.
Persoalan-persoalan yang terkait dengan aktifitas light fishing antara lain :
A.    Persoalan-persoalan fisika
1.      Cahaya : kuat cahaya (light intensity.), warna cahaya (light colour, merambatnya cahaya ke dalam air laut, pengaturan cahaya, dan lain-lain sebagainya.
2.      Air laut gelombang, kekeruhan (turbidity), kecerahan (transparancy), arus,dll.
3.      Hubungan cahaya dengan air laut : refraction, penyerapan (absorption).    penyebaran (scattering), pemantulan, extinction dan lain-lain sebagainya.
B. Persoalan-persoalan biologi
1.      Jenis cahaya yang disenangi ikan : berapa besar atau volume rangsangan   (stimuli) yang harus diberikan, supaya ikan terkumpul dan tidak berusaha untuk melarikan diri dalam suatu jangka waktu tertentu. Tidaklah dikehendaki, sehubungan dengan berjalannya waktu, pengaruh rangsangan ini akan lenyap, karena  ikan menjadi terbiasa (accustomed).
2.      Kemampuan daya tarik (attracting intensity) dari cahaya yang dipergunakan haruslah sedemikian rupa sehingga dapat mengalahkan (minimum meng-eliminir) pengaruh intimidasi dari beradanya jaring, kapal, suara mesin dan lain-lain.
3.      Berbeda spesies, besar, umur, suasana sekeliling (environment) akan berbeda pula cahaya (intensity, colour, waktu) yang disenangi; dan faktor suasana sekeliling (environmental condition factor) yang berubah-ubah (gelombang, arus, suhu, salinitas, sinar bulan) akan sangat mempengaruhi.
4.      Bersamaan dengan spesies ikan yang menjadi tujuan penangkapan akan berkumpul juga jenis lain yang tak diinginkan (ikan kecil, larvae), sedang kita menghendaki catch yang selektif. Ada tidaknya pengaruh cahaya terhadap spawning season, over fishing, resources,dll.
 

(Bagan yang dikombinasikan dengan metode light fishing)
Penangkapan ikan dengan menggunakan metode light fishing biasanya dikombinasikan dengan menggunakan rumpon. Light fishing dilakukan pada malam hari dengan menggunakan cahaya sebagai umpan untuk berkumpulnya ikan-ikan target penangkapan dengan bantuan bagan. Bagan yang diturunkan pada kedalaman 5-7 meter kemudian diberikan cahaya pada permukaan laut tepat diatas rumpon yang diturunkan kedalam laut.

Sumber;

Tadjuddah, Muslim. 2009. Pembentukan Daerah Penangkapan Ikan Dengan Light Fishing Dan Rumpon.(Makalah)

 

 

Pengelompokan Mikroorganisme Berdasarkan Suhu, Nutrisi, Cahaya Matahari, Ph Dan Tekanan Hidrostatik

1.     Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi mahluk hidup tidak terkecuali pada mikroorganisme. Berdasa...