Friday, January 11, 2013

Hubungan Kedalaman Air Laut dengan Penyerapan Cahaya Matahari oleh Badan Air


Kedalaman suatu perairan akan membatasi penetrasi cahaya matahari yang secara langsung membatasi kehidupan biota dasar. Penyinaran cahaya matahari berkurang secara cepat sesuai dengan makin tingginya kedalamn lautan (Nybakken, 1988).
Dilihat dari kedalaman laut, perairan Indonesia pada garis besarnya dapat dibagi dua, yakni perairan dangkal berupa paparan dan perairan dalam. Paparan adalah zona di laut terhitung mulai garis surut terendah hingga pada kedalaman sekitar 120 – 200 meter, yang kemudian biasanya disusul dengan lereng yang lebih curam ke arah laut dalam (Nontji, 1987).
Tingkat kedalaman yang sangat tinggi akan mengurangi penyerapan cahaya matahari oleh badan air, dimana cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis yang akan menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan hewan khususnya makrozoobentos. Pada daerah yang dalam tingkat kecerahan menetukan mutu perairan sebagai daerah asuhan bentos, tetapi pada tingkat kedalaman 15–40 meter masih tergolong baik sebagai habitat makrozoobentos  (Hutabarat dan Evans, 2000).
Hutabarat, Sahala dan Evans. 2000. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia. Jakarta.
................1984. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Nybakken, J,W. 1992. Biologi laut suatu pendekatan ekologi. Djambatan, Jakarta.
................1988. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta.

Fisika Oseanografi


Oseanografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari lautan dimana semata-mata bukanlah merupakan satuan ilmu yang murni, tetapi merupakan suatu ilmu-ilmu dasar yang lain. Dalam hal ini salah satu diantaranya adalah ilmu fisika dimana dalam oseanografi dikenal dengan nama oseanografi fisika (Efendi, 2003).
            Fisika oseanografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara sifat-sifat yang terjadi dalam lautan sendiri dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfir dan daratan. Hal ini termasuk kejadian-kejadian pokok seperti terjadinya tenaga pembangkit pasang surut dan gelombang, iklim dan sistem arus-arus yang terdapat di lautan dunia. Lautan tidak  tersebar merata  dipermukaan bumi. Lautan menutupi lebih dari 80% belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61% belahan bumi utara dimana terdapat sebagian besar daratan dunia (Hutabarat dan Evans, 2000).
            Air laut dalam keadaan bergerak. Gerakan-gerakan air laut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti angin yang berhembus di atas permukaan laut, pengadukan yang terjadi karena perbedaan suhu air dari dua lapiasan permukaan laut, pasang surut, dan lain-lain. Gerakan air laut ini sangat penting bagi berbagai proses alam laut, baik itu biologis atau non-biologis (Hutabarat dan Evans, 2000).

Effendi, H. 2003. Telaah Kualita Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisus. Yogyakarta
Hutabarat, Sahala dan Evans. 2000. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia. Jakarta.
................1984. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Kecerahan Air Laut


Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan, semakin tinggi suatu kecerahan perairan semakin dalam cahaya menembus ke dalam air. Kecerahan air menentukan ketebalan lapisan produktif. Berkurangnya kecerahan air akan mengurangi kemampuan fotosintesis tumbuhan air, selain itu dapat pula mempengaruhi kegiatan fisiologi biota air, dalam hal ini bahan-bahan ke dalam suatu perairan terutama yang berupa suspensi dapat mengurangi kecerahan air (KLH dan LON-LIPI, 1983 dalam Mansyur, 2000).
Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan, semakin tinggi suatu kecerahan perairan semakin dalam cahaya menembus ke dalam air. Kecerahan air menentukan ketebalan lapisan produktif. Berkurangnya kecerahan air akan mengurangi kemampuan fotosintesis tumbuhan air, selain itu dapat pula mempengaruhi kegiatan fisiologi biota air, dalam hal ini bahan-bahan ke dalam suatu perairan terutama yang berupa suspensi dapat mengurangi kecerahan air (Effendi, 2000).
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk yang dikembangkan oleh Profesor Secchi  pada abad ke-19. Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, padatan tersuspensi dan kekeruhan serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Tingkat kecerahan air dinyatakan dalam suatu nilai yang dikenal dengan kecerahan secchi disk (Effendi, 2000).



Effendi, H. 2003. Telaah Kualita Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisus. Yogyakarta
Mansyur, K. 2000. Studi Kelayakan Beberapa Parameter Fisika Dan Kimia Oseanografi Untuk Mendukung Ekstensifikasi Budidaya Rumput Laut Teluk Laikan Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. Skripsi Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Oksigen Terlarut


         Dissolved Oxygen atau dalam bahasa Indonesia disebut  oksigen terlarut merupakan jumlah kandungan oksigen yang terkandung dalam suatu perairan. Oksigen tersebut dapat berupa hasil dari fotosintaesis tumbuhan akuatik. Oksigen ini sangat diperlukan oleh organisme yang hidup di dalam air (Hutabarat dan Evans,  1984).
          Oksigen terlarut merupakan kebutuhan yang vital bagi kelangsungan hidup organisme suatu perairan.  Oksigen terlarut diambil oleh organisme perairan melalui respirasi untuk pertumbuhan, reproduksi, dan kesuburan.  Menurunnya kadar oksigen terlarut dapat mengurangi efesien pengambilan oksigen oleh biota laut,  sehingga dapat menurunkan kemampuan untuk hidup normal dalam lingkungan hidupnya.  Umumnya oksigen dijumpai di lapisan permukaan karena oksigen dari udara di dekatnya dapat secara langsung larut (berdifusi ke dalam air laut).  Phytoplankton juga membantu meningkatkan kadar oksigen terlarut pada siang hari.  Penambahan ini disebabkan oleh  terlepasnya gas oksigen sebagai hasil fotosintesis (Hutabarat dan Evans,  1984).
          Oksigen terlarut diambil oleh organisme perairan melalui respirasi untuk pertumbuhan, reproduksi, dan kesuburan.  Menurunnya kadar oksigen terlarut dapat mengurangi  efesiensi  pengambilan oksigen oleh biota laut,  sehingga dapat menurunkan kemampuan untuk hidup normal dalam lingkungan hidupnya (Hutabarat dan Evans,  1984).
          Kelarutan oksigen dalam air dapat dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsial gas-gas yang ada di udara  maupun yang ada di air, salinitas serta persenyawaan unsur-unsur mudah teroksidasi di dalam air. Kelarutan tersebut akan menurun apabila suhu dan salinitas meningkat, oksigen terlarut dalam suatu perairan juga akan menurun akibat pembusukan-pembusukan dan respirasi dari hewan dan tumbuhan yang kemudian diikuti dengan meningkatnya CO2 bebas serta menurunnya pH (Nybakken, 1992).
Menurut Ismail 1994 bahwa  kandungan oksigen terlarut 2 mgr/L adalah kandungan minimal yang cukup untuk mendukung kehidupan organisme perairan secara normal.  Agar kehidupan dapat layak dan kegiatan perikanan berhasil maka kandungan oksigen terlarut harus tidak boleh kurang daripada 4 ppm sedangkan perairan mengandung 5 mgr/L oksigen pada  suhu 20 – 30  oC masih dipandang sebagi air yang cukup baik utuk kehidupan ikan. Sedangkan standar Do yang berlaku  yaitu 2 - 4 mgr/L.
          Berdasarkan kandungan (oksigen terlarut), maka pengelompokan kualitas perairan air laut dapat dibagi menjadi empat macam yaitu tidak tercemar (> 6,5 mgr/l ), tercemar ringan (4,5 – 6,5 mgr/l), tercemar  sedang (2,0 – 4,4 mgr/l) dan tercemar berat (< 2,0 mgr/l) (Odum, 1971).


Odum,E.P., 1971, Fundamental Of Ecology, Third Edition. Sounder Company.Toronto.
Nybakken, J, W. 1992. Biologi Laut ;Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hutabarat dan Evans,  1984, Pengantar Oceanografi,  Universitas Indonesia, Jakarta.

Pengelompokan Mikroorganisme Berdasarkan Suhu, Nutrisi, Cahaya Matahari, Ph Dan Tekanan Hidrostatik

1.     Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi mahluk hidup tidak terkecuali pada mikroorganisme. Berdasa...