Saturday, December 29, 2012

Densitas



Densitas adalah perbandingan antara massa suatu zat dibagi dengan volumenya. Gerakan air yang luas dapat diakibatkan oleh perbedaan densitas dari lapisan lautan yang mempunyai kedalaman yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan ini timbul terutama disebabkan oleh salinitas dan suhu. Sebagai contoh, Laut Mediterania mempunyai salinitas yang tinggi yang merupakan hasil dari besarnya penguapan yang terjadi di sini. Akibatnya lapisan permukaan menjadi lebih padat yang kemudian akan tenggelam ke lapisan yang lebih dalam. Sirkulasi massa air yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan suhu dikenal sebagai thermohaline circulation. Proses ini menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan (Antartik) dan kutub utara (Artik) ke arah daerah tropic Olii (2003).

            Densitas suatu perairan sangat dipengaruhi oleh suhu dan salinitas. Pada daerah yang memiliki salinitas yang tinggi maka daerah tersebut kemungkinan memiliki densitas yang tinggi pula. Sedangkan untuk suhu, semakin rendah suhu maka densitas akan semakin tinggi. Namun densitas maksimal dari perairan akan tercapai pada saat suhu perairan mencapai  4o C. Peningkatan densitas yang sangat mencolok akan kita dapatkan dalam lapisan termokloin dimana suhu turun secara drastic terhadap kedalaman (Nontji, 1993).

PERANAN FITOPLANKTON



            Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air. Sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi zooplankton baik masih kecil maupun yang dewasa. Selain itu juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan. Namun fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas perairan laut apabila jumlahnya berlebihan. Contoh kelas dinoflgellata tubuhnya memiliki kromatopora yang menghasilkan toksin (racun), dalam keadaan blooming dapat mematikan ikan. 
      
            Dewasa ini fitoplankton laut telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia antara lain:
1.       Bidang perikanan
Sebagai makanan larva ikan, dilakukan melalui isolasi untuk mendapatkan satu spesis tertentu, misalnya Skeletonema. Kemudian dibudidayakan pada bak-bak terkontrol pada usaha pembibitan ikan untuk keperluan makanan larva ikan.

2.      Industri farmasi dan makanan suplemen
Fitoplankton yang mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi digunakan sebagai makanan suplemen bagi penderita gangguan pencernaan dan yang membutuhkan energi tinggi. Contoh produk yang beredar dari jenis Chlorella.

3.      Pengolahan limbah logam berat
Dalam pengolahan limbah logam berat fitoplankton dapat digunakan untuk mengikat logam dari badan air dan mengendapkannya pada dasar kolam, sehingga logam dalam air menjadi berkurang.

DISTRIBUSI PLANKTON BERDASARKAN SEBARAN VERTIKALNYA



Plankton hidup di laut mulai dari lapisan yang tipis di permukaan sampai pada kedalaman yang sangat dalam. Dilihat dari sebaran vertikalnya plankton dapat dibagi menjadi :
1.    Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epiplankton ini ada juga yang hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semacam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium, yang merupakan sianobakteri berantai panjang yang hidup di permukaan dan mempunya keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi jenis yang complex. 

Dari kelompok neuston ini ada juga yang mengambang dipermukaan dengan sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain lagi tersembul ke udara. Yang begini disebut pleuston. Contoh pleuston yang menarik adalah ubur-ubur api, yang Physalia physalis, yang lazim juga diberi julukan Portuguese man of war bagian atasnya menggelembung mencuat dari permukaan bagaikan layar yang dapat di tiup angin yang menghayutkan plankton tersebut. Sebenarnya ubur-ubur api ini merupakan hewan koloni. Setiap individu terbentuk dari empat koloni, masing-masing berbeda fungsinya namun semuanya berada dalam hubungan kerja yang harmonis. Kelompok pertama membentuk pelampung dan layar, kelompok kedua membentuk umbai-umbai tentakel yang panjang dilengkapi nemanocist atau sel pennyengat yang ampuh untuk menangkap mangsa, kelompok ketiga mencernakan makanan, dan kelompok empat untuk melaksanakan pembiakan. Physalia physalis ini disebut ubur-ubur api karena bila tersentuh akan dapat menyengat kulit kita hingga melepuh dengan rasa panas bagaikan disundut api. Ada lagi pleuston yang juga menarik yakni Janthina, yang merupakan keong laut yang hidup menggantung di lapisan film permukaan dengan busa yang dihasilkannya bagaikan pelampung. 

2.    Mesoplankton
Mesoplankton yakni  plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400m. Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa copepod sepeti Eucheuta marina  tersebar secara vertical sampai lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak terdapat di lapisan ini, misalnya thysanopoda, eufhausida, Thysanoessa, nematoscelis. Tetapi eufaosid ini juga dapat melakukan migrasi vertical sampai lapisan di atasnya.

3.    Hypoplankton
Hypoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400m. termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton yang hidup pada kedalaman >600m, dan abisoplankton yang hidup di lapisan yang paling dalam,sampai 3000-4000m.

Sebagai contoh, dari kelompok eufaosid, Betheuphaosia ambylops, dan Thysanopoda adalah jenis tipikal laut dalam yang menghuni perairan pada kedalaman lebih dari 1500m. sedangkan dari kelompok kaetognat Eukrohnia hamat, Eukrohnia bathypelagica termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000m.

Distribusi Plankton Berdasarkan Sebaran Horizontal

Plankton terdapat mulai dari lingkungan air tawar hingga ke tengah samudera. Dari perairan tropis hingga ke peraiaran kutub. Boleh dikatakan tak ada permukaan laut yang tidak di huni oleh plankton. Berdasarkan sebaran horizontalnya, plankton laut baik fitoplankton maupun zooplankton, dapat dibagi menjadi :
1.      Plankton neritik
Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas yang  relative rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke peraian payau di depan muara dengan salinitas 5-10 psu (practical salinity unit, dulu digunakan istilah‰ atau permil, g/kg). akibat pengaruh lungkungan yang terus menerus berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi palankton neritik ini sangat kompleks, bisa merupoakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan air tawar. Beberapa diantaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan estuaria yang payau.

2.      Plankton oseanik
Plankton oseanik hidup diperairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini. Penggolongan seperti diatas tidaklah terlalu kaku, karena ada juga plankton yang hidup mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga dapat disebut neritik oseanik.
 
Persebaran atau distribusi horizontal plankton memang sangat ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan seperti suhu, salinitas, dan arus. Oleh sebab itu kehadiran plankton jenis tertentu dapat digunakan sebagai indicator akan massa air atau arus laut. Di English Channel misalnya, bila kaetognat Sagitta setosa merajai, itu mengindikasikan massa air dari laut utara yang bersalinitas rendah telah masuk ke selat ini. Sebaliknya bila Sagitta ellegans yang merajai, itu mengindikasikan massa air bersalinitas tinggi dari samudra atlantik merambah masuk sampai ke selat ini. Demikian pula ubur-ubur Cyanea capilata dapat dijadikan indicator adanya arus air dingin, sedangkan Physalia physalis sebagai indicator arus air hangat.contoh lain misalnya copepod Eurytemora affinis telah menyesuaikan diri untuk hidup diperairan estuaria dengan salinitas rendah, dan karena keberadaannya dapat dijadikan indicator perairan estuaria. Di Indonesia ditemukan copepod Labidocera muranoi dari perairan mangrove, yang mungkin dapat pula dijadikan indicator perairan dengan salinitas rendah.

Plankton



Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik. Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.
 
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu. Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti batu karang, kerang, dan ikan paus.


Keberadaan plankton sangat mempengaruhi kehidupan di perairan karena memegang peranan penting sebagai makanan bagi berbagai organisme laut. Pada awalnya penelitian plankton di laut hanya untuk memenuhi keingintahuan peneliti akan aneka jenis biota tersebut, namun pada masa kini plankton sudah dianggap sebagai salah satu unsur penting dalam ekosistem bahari baik positif maupun negatif bila di lihat melalui kaca mata manusia. Berubahnya fungsi perairan sering diakibatkan oleh adanya perubahan struktur dan nilai kuantitatif plankton. Perubahan ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari alam maupun dari aktivitas manusia seperti adanya peningkatan signifikatif konsentrasi unsur hara secara sporadis sehingga dapat menimbulkan peningkatan nilai kuantitatif plankton melampaui batas normal yang dapat ditolerir oleh organisme hidup lainnya. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak negatif berupa kematian massal organisme perairan akibat persaingan penggunaan oksigen terlarut seperti yang terjadi di berbagai perairan di dunia dan beberapa perairan Indonesia.
 

Sistem pelagik terdiri dari hewan dan tumbuhan yang hidupnya berenang dan melayang di lautan terbuka. Ini berarti bahwa laut permukaan memiliki organisme tertentu yang mendiaminya. Dalam kolom perairan terdapat plankton yang terdiri dari organisme-organisme yang berukuran kecil yang jumlahnya sangat banyak dan mereka ini tidak cukup kuat untuk menahan gerakan air yang begitu besar. Banyak diantara kelompok hewan ini yang merupakan golongan perenang aktif walaupun demikian mereka tetap terombang-ambing oleh arus lautan. Plankton terdiri dari dua grup yakni terdiri dari golongan binatang (zooplankton) dan golongan tumbuhan (fitoplankton) yang keduanya ini hidup dan mencari makan pada daerah pelagik.

      Fitoplankton dapat dikatakan sebagai pembuka kehidupan di planet bumi ini karena dengan adanya fitoplankton memungkinkan mahluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya ada di muka bumi ini. Dengan sifatnya yang autotrof mampu merubah hara anorganik menjadi bahan organik dan penghasil oksigen yang sangat mutlak diperlukan bagi kehidupan mahluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya. Dilihat dari daya reproduksi dan produktifitasnya maka fitoplankton mempunyai produktifitas sel telur atau sperma yang lebih tinggi dari organisme autotrof yang lebih tinggi tingkatannya. Sehubungan dengan penghasil oksigen dan daya produktifitas tersebut maka dipandang perlu untuk mengidentifikasi adanya organisme tersebut guna membuktikan berbagai teori yang ada
 
Zooplankton merupakan suatu grup yang terdiri dari berbagai jenis hewan yang sangat banyak macamnya. Dari berbagai jenis zooplankton ada sebagian yang bersifat sebagai plankton untuk seluruh masa hidupnya. Sebagai contoh copepoda baik larva atau bentuk yang dewasa sangat banyak  dijumpai dalam zooplankton. Kebalikannya banyak hewan yang bersifat sebagai plankton hanya sebagian dari masa hidupnya karena diwaktu dewasanya akan menjadi organisme bentik tetapi larvanya massih mempunyai sifat sebagai plankton atau sebagi zooplankton.

Zooplankton tidak dapat memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik, oleh karena itu mereka harus mendapat tambahan bahan organik dari makanannya. Hal ini dapat diperoleh baik secara langsung ataupun tidak langsung dari tumbuhan.

Dasar ketergantungan zooplankton pada fitoplankton dalam melengkapi bahan-bahan organik menunjukkan suatu hubungan yang kompleks, oleh dengan demikian untuk mengidentifikasi fitoplankton tidak terlepas juga untuk kita mengidentifikasi adanya zooplankton karena kedua organisme ini hidup dalam habitat yang sama.
 

 
 

Pengelompokan Mikroorganisme Berdasarkan Suhu, Nutrisi, Cahaya Matahari, Ph Dan Tekanan Hidrostatik

1.     Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi mahluk hidup tidak terkecuali pada mikroorganisme. Berdasa...